Kamis, 13 Juni 2013

Sejarah Perkembangan Aksara (Epigrafi dan Paleografi)

Epigrafi adalah salah satu disiplin ilmu arkeologi yang mempelajari benda masa lampau yang bertulis. Benda tersebut salah satunya adalah prasasti. Epigrafi erat kaitannya dengan Paleografi yang mempelajari secara khusus perkembangan bentuk bentuk aksara kuno. Mereka yang tertarik dengan hal hal yang berhubungan dengan aksara bisa membaca karya bagus yang berjudul Early History of the Alphabet. An Introduction to West Semitic Epigraphy and Palaeography. Buku ini ditulis oleh J. Naveh (2005).

Kawan kawan yang tertarik membaca karya J. Naveh, Early History of the Alphabet. An Introduction to West Semitic Epigraphy and Palaeography (2005) bisa mengunduhnya di http://www.4shared.com/office/2fSDkDmC/J_Naveh_Early_History_of_the_A.html.

Rabu, 12 Juni 2013

Varian Penulisan Aksara Pegon

Saya tidak pernah berhenti meyakini bahwa apa yang dihasilkan sebuah masyarakat merupakan produk peradaban mereka yang unik. Peradaban mereka akan dipengaruh konteks waktu, kondisi sosial kemasyarakatan dimana sebuah peradaban tersebut dihasilkan. Oleh sebab itu, masing masing masyarakat akan memproduksi  sebuah peradaban yang unik dan merupakan ciri mereka. Keunikan inilah yang pada akhirnya membentuk peradaban yang beragam. Tentu saja, tidak ada satupun peradaban ummat manusia yang berbeda seratus persen berbeda dari peradaban lainnya. Yang percaya konsep superioritas dan inferioritas budaya mungkian akan mempertanyakan siapa yang mempengaruhi dan siapa yang mempengaruhi. Bisa dipastikan, setiap masyarakat dengan keunggulan budaya yang diyakini, akan menganggap bahwa budaya mereka yang dominan dan mempengaruhi, sedangkan budaya masyarakat lainnya adalah resesif yang dipengaruhi. Tetapi ada perspektif yang lebih setara adalah munculnya beberapa kesamaan budaya menjadi bukti sosial bahwa sebuah masyarakat, pada suatu masa pernah melakukan mobilitas horizontal. Mobilitas horizontal itulah yang menjadi penyebab interaksi budaya dan saling memberi dan menerima (cultural exchange). Proses pertukaran peradaban itu yang nampak ketika kita menemukan adanya kemiripan budaya.

Kemiripan bukan berarti sama. Tetap saja kita bisa menemukan keunikan yang menjadi faktor yang membedakan. Dan itu adalah wajar. Rekonstruksi atas keunikan-keunikan itu kemudian bisa dipergunakan untuk membentuk sebuah identitas sosial dan kebudayaan masyarakat. Kegagalan untuk merekonstuksi keunikan itulah yang pada akhirnya hanya memunculkan identitas bayangan (imagined identity) yang tidak memiliki basis argumen yang kokoh.

Sebagai salah satu ekspresi kebudayaan, cara penulisan aksara pegon ternyata juga begitu. Masing masing memiliki cara menulis aksara pegon yang berbeda. Beberapa waktu yang lalu secara tidak sengaja saya menemukan perbedaannya. Kasus penulisan kata "puniko". Pada naskah yang tersimpan di desa Keranji, Lamongan, kata tersebut ditulis dengan tiga aksara Arab: Fa, Nun dan Kaf. Sedangkan naskah yang tersimpan di Tegalsari kata tersebut ditulis dengan lima aksara Arab: Fa, Waw, Nun, Kaf dan Alif. Perbedaan penulisan dalam dua naskah yang berasal dari dua daerah berbeda tentu saja bisa dianggap bahwa yang satu benar dan yang lain salah. Tapi pertanyaan yang muncul adalah, siapa yang membuat standar penulisan aksara pegon? Kalaulah ada standarisasi penulisan pegon, atas apa proses standarisasi dilakukan?

Perbedaan cara penulisan adalah satu dari sekian ekspresi berperadaban sebuah masyarakan pada periode tertentu. Membaca manuskrip secara lebih teliti tidak mustahil kita akan menemukan keunikan keunikan lainya. Juga tidak mustahil kita akan menemukan perbedaan cara menterjemahkan. Merekonstruksi apa yang pernah ditulis pendahulu kita di masa lalu bisa dipastikan memunculkan wajah peradaban para pendahulu kita. Mengumpulkan serpihan-serpihan tersebut akan menjadi peradaban kita yang selama ini kita abaikan. Itulah identitas sosial masyarakat Islam Jawa yang bisa kita setarakan dengan identitas sosial lain yang dimiliki masyarakat dunia.

Surabaya, 16 Juni 2013
Amiq Ahyad

Kamis, 06 Juni 2013

تراديسي روجوكان دالام مانوسكريڤ إسلام ڤسانترن


دالام مانوسكريڤ إسلام ڤسانترن ترداڤات بانياك إينفورماسي يانڠ مناريك. يتو كالااو كيتا ماو مليهات مانوسكريڤ دنڬان سديكيت ليبيه جيلي, سيلاين ناسكاه أوتاما, مانوسكريڤ إسلام ڤسانترن جوڬا مميليكي چاتاتان چاتاتان يانڬ سنڬااجا ديتوليس ديڤينڬڬيه هالامان ياانڬ ماسيه كوسونڬ. سانتري ڤوندوك منيبوتنيا ڬودڬان (godegan). سالاه ساتو ينفورماسي يانڬ ترداڤات دالام ڬودڬان ادالاه بوكو بوكو يانڠ ديجاديكان روجوكان دالام منجلاسكان إسي ناسكاه أوتاما.

ميسكيڤون مميليك تراديسي يانڬ ساما دنڬان ڤنوليسان كاريا إلميياه يانڠ ادا دي زامان مودرن, يانڬ كيتا ساكسيكان دالام مانوسكريڤ ڤسانترن بربدا سڤرتي يانڬ كيتا ساكسيكان دي ڤنربيتان بوكو مودرن. ڤادا مانوسكريڤ بوكو يانڠ ديروجوك بياسانيا هانيا ديتوليس جودول يانڠ ومومنيا ديكنال أوموم اتاو چوكوڤ ديسبوت ناما ڤنڬارانڠ نۑا. سڤرتي يانڬ نامڤاك ڤادا ڬامبار نومر دوا ڤمباچا ناسكاه بروساها ممبري ڤنجلاسان ڤادا ناسكاه وتاما دنڬان مروجوك ڤادا كيتاب يانڬ ديتوليس أوله با جوري.
بوكو يانڬ ديجاديكان روجوكان بياسانيا ديلتاككان دي اكهير كوتيبان دان ديلتاككان ديانتارا دوا هوروف "ھ"

صدانڬكان ڤادا بوكو يانڬ سوداه ترچتاك تراديسي روجوكان ديتوليس دنڬان لبيه لنڠكاڤ لاڬي. ادا ڬامبار ڤرتاما نامڤاك باهوا كيياي فقيه ماسكومامبانڠي دالام منوليس ريسالاه يانڠ برجودول "الماندوماه الدالييا" منڠوتيب بايت بايت دالام كتاب إلمو هيسام دان ببراڤا بوكو 
لايننيا.

Gambar 1.
ini adalah bagian pertama dari karya Kyai Faqih Maskumambang yang berjudul Al-Manzuma al-Daliya. manuskripnya tersimpan di Pondok Langitan dengan kode Lang.Ar005. Terima kasih pada pak Masyudi yang meminjami saya kitab tersebut





Gambar 2.
Cpr. Ar.003
Kitab Ghayat al-Ikhtisar wa al-Tahdhib
Naskah tersimpan di desa Coper Ponorogo sedangkan digital faksimailnya merupakan koleksi LPAM Surabaya.

Amiq Ahyad