Sebelum membeberkan informasi tentang MIPES, sebagai pendahuluan akan
disampaikan beberapa informasi yang akan diberikan dalam katalog ini. Paling
tidak ada tiga jenis karya akademis yang bisa menjembatani antara peneliti
dengan Naskah Klasik pada umumnya, dan tentu saja dengan MIPES pada khususnya: Handlist,
Inventory dan Catalogue.. Perbedaan antar ketiga jenis karya akademik
tersebut hanya pada tingkat kompleksitas informasi yang disedikan penulisnya
tentang manuskrip yang sedang didiskripsikan. Salah satu contoh Handlist
yang mendiskripsikan tentang manuskrip beraksara Arab adalah karya P. Voorhoeve
yang berjudul Handlist of Arabic Manuscripts in the Library of the
University of Leiden and Other Collections in the Netherlands, atau karya
Carl Brockelmann yang berjudul Geschichte der Arabischen Literartur yang
seringkali disingkat dengan GAL, atau karya Fuat Sezgin yang berjudul Geschichte
der Arabischen Schriftums yang seringkali disingkat GAS. Sedangkan contoh karya akademis yang masuk dalam
kategori Inventory adalah karya J.J. Witkam yang berjudul Inventory
of the Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden.
Adapun karya yang dapat dijadikan contoh dari kategori Catalogue adalah karya
Ph. S. van Ronkel yang berjudul Catalogues der Maleische Handschriften in
het Museum van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wateschappen.
Tentu saja masih banyak lagi contoh dari ketiga jenis karya akademis tersebut.
Meskipun ketiga jenis karya akademis tersebut berbeda ada tingkat kompleksitas
informasi yang dibeberkan, tetapi ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu
menjadi jembatan yang nantinya akan memudahkan para peneliti bila ingin mengakses
manuskrip yang akan dikaji. Dengan membaca salah satu dari ketiga jenis karya
akademis tersebut maka seorang peneliti akan memperoleh gambaran singkat
tentang manuskrip yang akan diteliti.
Secara umum informasi yang
tersedia dalam ketiga jenis karya tesebut dapat dibagi menjadi dua kategori:
data kodikologis dan data filologis. Data pertama lebih menekankan aspek fisik dan
peradaban , sedangkan data kedua lebih menekankan pada aspek isi dan
kesusasteraan sebuah manuskrip. Selanjutnya saya akan menjelaskan satu persatu
kedua jenis yang disediakan oleh ketiga jenis karya tersebut dan tentu saja
juga akan saya beberkan pada terbitan katalog MIPES.
Data Kodikologis dan Filologis sebuah Manuskrip
Diantara data kodikologis yang akan diberikan pada katalog MIPES dapat
dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar; ukuran fisik, proses pembuatan serta
sejarah manuskrip. Data seperti, panjang, lebar serta ketebalan fisik manuskrip
termasuk di dalam kategori pertama. Selain itu ukuran margin (seperti margin
atas, bawah, samping kiri dan samping) juga termasuk di dalam kategori pertama.
Pada kelompok kedua terdapat jenis kertas, huruf dan tulisan yang
dipergunakan, jumlah baris pada setiap halaman, catchword (metode yang
dipergunakan untuk mengurutkan halaman), warna tinta serta illuminasi yang
dipergunakan dalam proses penyalinan atau penulisan sebuah manuskrip. Sedangkan
kelompok ketiga meliputi kapan manuskrip disalin (seringkali tanggal akhir
penulisan), nama penyalin, penulis dan pemilik serta tempat manuskrip disalin.
Sedangkan data filologis yang akan diberikan adalah judul teks, ringkasan
isinya serta, kalimat pertama dan terakhir, serta interaksi yang terjadi antara
pembaca naskah sebelumnya dengan naskah yang dimiliki. Interaksi yang
dimaksudkan dalam bentuk vokalisasi (harakat), interlinear meaning atau
yang dikenal dalam tradisi pesantren dengan istilah jenggotan (bila berada di
bawah naskah utama) atau jambulan (bila terletak di atas naskah utama), dan
catatan pinggir (marginal notes) atau di kalangan santri di Jawa Tengah
disebut godegan.
Dalam memberikan data filologis sebuah naskah, seringkali kita menemui
kesulitan. Salah satunya adalah, pada banyak naskah kita tidak menemukan judul
dan nama penulis, bahkan tidak jarang naskah yang kita temui tidak dalam
kondisi yang lengkap sehingga sebuah naskah diberi judul berdasarkan kalimat
pertama yang ditemukan. Untuk kasus ini, kita bisa membaca karya akademis sejenis
(handlist, inventory maupun catalogue) untuk memperoleh petunjuk dalam
pemberian data filologis dari manuskrip yang kita temukan, dengan membandingkan
data filologis naskah kita dengan naskah sejenis. Dalam memberikan data
filologis sedapat mungkin kita menghindari interpretasi kita terhadap sebuah
naskah. Let the text speak for itself. Tentu saja semakin beragam karya
akademis yang kita jadikan rujukan,maka semakin detil data filologis yang
bisakita berikan bagi sebuah naskah yang kita temukan. Membaca karya sejenis
juga akan menghindari aggapan yang teralu dini bahwa naskah yang kita temukan
merukan codecus uniqus atau naskah tunggal yang tidak ditemukan di
belahan dunia manapun, hanya karena kita tidak mampu memberikan data filologis
yang mencukupi.
Pada bagian berikutnya akan saya cantumkan beberapa rujukan yang telah saya
pergunakan dalam menyusun Katalog Manuskrip Pesantren.
Buku Rujukan.
1. Katalog Naskah Ali Hasjmy, Aceh,
2007. Untuk terbitan ini, pada bagian berikunya akan saya singkat dengan Ali Hasjmy.
2. Verzeichniss der Arabischen Handscriften der Könighlichen Bibliothek zu
Berlin. Berlin: A. W. Schade’s Buchdrukkerei, 1887-1899.
Untuk terbitan ini pada bagian berikutnya akan saya singkat hanya dengan Ahlwardt.
3. L. W. C. van den Berg, “Het Mohammedaansche
Godsdienstonderwijs op Java en Madoera en Gebruikte Arabische Boeken,” in TBG, XXXI (1887), pp. 519-555. Untuk terbitan ini
selanjutnya hanya disebut van den Berg.
4. Ph. S. van Ronkel, Catalogues
der Maleische Handschriften in Het Museum van het Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen. Batavia: Albrecht & Co, 1909. Untuk terbitan ini selanjutnya hanya disebut CMH.
5. Handlist of Arabic Manuscripts in the Library of the University of
Leiden and Other Collections in the Netherlands, second enlarged
edition, compiled by Voorhoeve. The Hague/ Boston/ London: Leiden University
Press, 1980. Untuk terbitan ini
selanjutnya hanya disebut Handlist
6. Carl Brockelmann, Geschichte
der Arabischen Litteratur. Leiden: E.J. Brill, 1937-1949. Untuk terbitan ini
selanjutnya hanya disebut GAL.
7. Geschichte der Arabischen Litteratur,
Supplement. Untuk terbitan ini selanjutnya
hanya disebut GAL.S.
8. J.J. Witkam, Inventory of The
Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden. Leiden: Ter Lugt Press, 2007, volumes 1-7, 12-15,
20-25. Untuk
terbitan ini selanjutnya hanya disebut Inventory.
9. Amiq, MIPES Indonesia, Koleksi Manuskrip Islam
Pesantren di Tiga Kota dan Reproduksi Digital, Laporan Penelitian tidak diterbitkan,
Surabaya: LPAM Surabaya, 2006-2007. Untuk terbitan ini
selanjutnya hanya disebut MIPES.
10. Fuat Sezgin, Geschichte des Arabischen Schrifttums, Frankfurt
am Main: Institut für Geschichte der Arabisch-Islamischen Wissenschaften an der
Johann Wolfgang Goethe Universität, 1895. Untuk terbitan ini selanjutnya hanya disebut GAS.
11. Katalog Naskah-Naskah Puri
Pakualaman, 2005. Untuk terbitan ini
selanjutnya hanya disebut Paku Alaman.
12. Ph. S. van Ronkel, Supplement
to the Catalogue of the Arabic Manuscripts Preserved in the Museum of Batavia
Society of Arts and Science. Batavia: Albrecht & Co,
1913. Untuk terbitan ini selanjutnya hanya disebut Supp. Cat. Batavia.
13. Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh
Besar, 2010. Untuk terbitan ini selanjutnya hanya disebut Tanoh Abee.
14. Soebardi, “Santri-religious
elements as reflected in the Book Tjentini” dalam BKI, 127 (1971), no. 3, Leiden, hal. 331-349. Untuk terbitan ini selanjutnya hanya
disebut Tjentini.
Kita patut bersyukur
bahwa sebagian buku yang saya pergunakan untuk menyusun Katalog Manuskrip Islam
Pesantren tersedia dalam versi elektronik (e-book) dengan ekstensi pdf. Edisi elektronik buku yang saya jarikan rujukan
bisa diakses di website milik Prof. Jan. Just Witkam dengan alamat www.islamicmanuscripts.info.
Surabaya, 19 Agustus
2013
Amiq Ahyad